Ibukota Indonesia – Analis bursa kripto Reku, Fahmi Almuttaqin menyatakan pangsa kripto dan juga saham Amerika Serikat (AS) sempat mengalami tekanan setelahnya Bank Sentral Amerika Serikat The Federal Reserve (The Fed) mempertahankan suku bunga acuan ke kisaran 4,25-4,50 persen pada Januari 2024.
Namun, keduanya menunjukkan pemulihan setelahnya konferensi pers Ketua The Fed, Jerome Powell, yang digunakan meredakan kegelisahan pasar.
"Bitcoin sempat turun ke level 101.800 dolar Amerika Serikat pasca pengumuman yang dimaksud sebelum akhirnya berhasil pulih pasca konferensi pers pemimpin The Fed, Jerome Powell meredakan perasaan khawatir pasar. Situasi yang digunakan identik juga terbentuk pada lingkungan ekonomi saham Amerika Serikat dengan indeks saham Amerika Serikat seperti S&P 500 juga Nasdaq yang mana menunjukkan pemulihan pascakonferensi pers Powell yang menyatakan tiada adanya rencana untuk meningkatkan suku bunga pada waktu dekat," kata Fahmi di dalam Jakarta, Senin.
Keputusan The Fed ini sejalan dengan ekspektasi pasar, teristimewa sebab pemuaian berdasarkan data Consumer Price Index (CPI) bulan Desember menunjukkan kenaikan signifikan. Meski demikian, kebijakan yang dimaksud masih membuat volatilitas dalam bursa keuangan, khususnya aset berisiko seperti saham juga kripto.
Sebagaimana diketahui, menyampaikan data Coinbase per hari Awal Minggu (3/2) pukul 11.51 WIB, Bitcoin kembali mengalami tekanan dengan tercatat berubah menjadi 93.236 dolar Amerika Serikat per 1 Bitcoin.
Fahmi mengkaji gejolak yang mana muncul mencerminkan tingginya sensitivitas lingkungan ekonomi kripto juga saham Amerika Serikat terhadap kebijakan makroekonomi AS.
“Hal ini mensinyalir tingginya kegelisahan penanam modal terhadap prospek risiko ke depan yang dimaksud kemungkinan besar dapat berjalan jikalau The Fed mulai kembali meninggikan suku bunga guna menekan inflasi. Risiko yang disebutkan diantaranya seperti prospek berpindahnya dana pembangunan ekonomi pada total besar kembali ke instrumen berisiko rendah seperti dolar lalu obligasi pemerintah Negeri Paman Sam dari bursa saham serta kripto,” ungkap Fahmi.
Selain itu, peluncuran teknologi Kecerdasan Buatan DeepSeek turut bermetamorfosis menjadi aspek yang tersebut meningkatkan ketidakpastian pasar, teristimewa bagi saham-saham teknologi yang dimaksud selama ini dianggap miliki prospek pertumbuhan tinggi.
Meski demikian, Fahmi menafsirkan pemulihan biaya Bitcoin berubah menjadi sinyal positif terhadap daya tahan aset digital tersebut. Informasi dari Coinglass menunjukkan bahwa aliran dana masuk neto ETF Bitcoin spot pada 30 Januari 2024 mencapai 266,6 jt dolar AS, mencerminkan kepercayaan pemodal yang mana masih kuat terhadap aset kripto, meskipun berada pada tekanan kebijakan moneter AS.
Lebih lanjut, kenaikan harga yang dimaksud besar kemudian pendekatan hati-hati The Fed menunjukkan bahwa suku bunga kemungkinan akan terus berada ke level tinggi pada jangka waktu yang dimaksud tambahan lama. Hal ini dapat terus memberikan tekanan bagi aset berisiko, diantaranya kripto kemudian saham.
Dalam menghadapi dinamika ini, penanam modal disarankan untuk memiliki portofolio penanaman modal yang seimbang.
“Semakin tingginya ketidakpastian pangsa memproduksi pemodal penting mengantisipasi lebih banyak berbagai kemungkinan ke depan yang digunakan sanggup terjadi. Diversifikasi lintas sektor dengan turut mengkombinasikan beberapa instrumen seperti misalnya stablecoin, saham AS, dan juga Bitcoin juga altcoin, bermetamorfosis menjadi salah satu opsi yang digunakan menarik,” ujar Fahmi.
Bagi penanam modal yang mana mengutamakan fundamental aset, Fahmi menyarankan untuk fokus pada kripto dengan kapitalisasi lingkungan ekonomi besar atau menggunakan ciri Packs di dalam Reku, yang tersebut memungkinkan pembangunan ekonomi di beraneka aset kripto blue chip secara praktis.
Selain itu, fasilitas Insights di platform digital Reku juga dapat membantu pemodal di mengambil kebijakan penanaman modal berbasis data, dengan mengidentifikasi saham yang tersebut sedang diskon dan juga tren tersebar luas dalam media massa juga sosial.
Dengan tingkat ketidakpastian yang digunakan masih tinggi, para pelaku pangsa diimbau untuk terus memantau perkembangan kebijakan The Fed dan juga faktor-faktor lain yang dimaksud dapat mempengaruhi pergerakan aset berisiko di beberapa bulan ke depan.
Artikel ini disadur dari Analis: Pasar kripto bertahan dalam tekanan usai pengumuman The Fed