Jakarta – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)langsung ambles pada perdagangan pembukaan I Kamis (19/12/2024), setelahnya bank sentral Amerika Serikat (AS) memutuskan untuk kembali memangkas suku bunga acuannya.
Pada membuka perdagangan hari ini, IHSG dibuka secara langsung ambles 1,51% ke tempat 7.000,6. IHSG pun dengan segera terkoreksi ke level psikologis 7.000.
Pergerakan IHSG pada hari ini masih akan diwarnai oleh sentimen dari kebijakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (Federal Reserve/The Fed) kemudian tentunya Bank Tanah Air (BI).
Kemarin, Dewan Kepala daerah Bank Tanah Air (RDG BI) memutuskan mempertahankan suku bunga acuan BI Rate pada level 6% per November 2024. Keputusan ini ke luar ekspektasi yang memproyeksikan BI Rate akan turun.
Ditahannya kembali suku bunga acuan BI muncul di berada dalam pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS).
“Rapat Dewan Pemimpin wilayah (RDG) Bank Nusantara pada 17-18 Desember 2024 memutuskan untuk mempertahankan BI-Rate sebesar 6,00%,” kata Pengelola BI Perry Warjiyo di konferensi pers, Rabu (18/12/2024).
Sementara itu, suku bunga Deposit Facility sebesar 5,25%, lalu suku bunga Lending Facility sebesar 6,75%.
Sebelumnya, konsensusCNBC Indonesiayang dihimpun dari 15 lembaga/institusi mayoritas memproyeksikan bahwa BI akan memangkas suku bunganya sebesar 25 bps ke level 5,75%.
Sedangkan sebagian lembaga lainnya atau sejumlah enam institusi memproyeksi bahwa BI akan kembali menahan suku bunganya dalam level 6%.
Gubernur BI, Perry Warjiyo menyatakan tindakan mempertahankan suku bunga ini tegas dengan arah kebijakan moneter untuk meyakinkan tetap terkendalinya pemuaian dengan sasaran 2,5% plus minus 1% pada 2024 lalu 2025 juga membantu peningkatan yang digunakan berkelanjutan.
“Fokus kebijakan moneter diarahkan untuk meningkatkan kekuatan stabilitas nilai tukar rupiah dari dampak makin tingginya ketidakpastian perekonomian global akibat arah kebijakan Amerika Serikat kemudian eskalasi ketegangan geopolitik pada berubah-ubah wilayah,” ucapannya di paparan hasil RDG BI, Rabu (18/12/2024).
Di sisi lain, Perrymenegaskan ruang penurunan suku bunga acuan atau BI Rate masih terbuka, kendati bank sentral lebih tinggi hati-hati mengingat dampak ketidakpastian global terhadap nilai tukar rupiah.
Perry mengungkapkan fokus utama bank sentral pada waktu ini mengarah ke stabilitas nilai tukar. Hal ini ditenggarai oleh adanya inovasi ke tataran global, pada antaranya rencana kebijakan perdagangan presiden terpilih Amerika Serikat Donald Trump, kenaikan imbal hasil US Treasury dan juga tren kenaikan kenaikan harga global.
Sementara itu pada Kamis dini hari waktu Indonesia, The Fedmemangkas suku bunganya sebesar 25 basis poin (bps) ke 4,35-4,50%, sesuai ekspektasi pasar. Akan tetapi ke balik pemangkasan, bank sentral Amerika Serikat yang dimaksud mengisyaratkan akan lebih banyak hati-hati.
The Fed menunjukkan bahwa merekan mungkin saja semata-mata akan menurunkan dua kali lagi pada 2025. Ekspektasi yang disebutkan tercermin dari dot plot terbaru November ini. Dot plot merupakan matriks ekspektasi kemudian pandangan suku bunga masa depan dari tiap-tiap anggota Federal Open Market Committee (FOMC).
Bahkan merujuk dot plot terbaru, dua pemotongan yang digunakan diekspektasikan pada 2025 ini belaka setengah dari target komite di mana plot yang disebutkan terakhir diperbarui pada September dengan ekspektasi pemangkasan sebesar 100 bps pada 2025.
“Dengan langkah hari ini, kami sudah menurunkan suku bunga sebesar satu poin persentase dari puncaknya, kemudian stance kebijakan kami sekarang berjauhan tambahan longgar. Oleh akibat itu, kami dapat lebih besar berhati-hati ketika mempertimbangkan penyesuaian lebih tinggi lanjut terhadap suku bunga kebijakan kami.” ujar Chairman The Fed Jerome Powell ke konferensi pers usai rapat.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Next Article IHSG Balik Arah Ke Zona Merah, Pemodal Mulai Profit Taking
Artikel ini disadur dari Alert! IHSG Langsung Ambles 1,51% Usai The Fed Pangkas Suku Bunga