Ibukota – Menteri Koordinator Sektor Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan skenario yang dirancang pemerintah untuk mengakibatkan Nusantara mencapai target pertumbuhan sektor ekonomi 8 persen, sebagaimana ditargetkan Presiden Prabowo Subianto.
Target ambisius ini mengacu pada capaian Tanah Air pada 1995, sewaktu peningkatan ekonomi pernah mencapai 8,2 persen.
“Bapak Presiden berharap Nusantara bisa jadi berkembang ke hitungan 8 persen, beberapa negara telah memiliki target di dalam hitungan 8 persen, di antaranya tetangga kita, Vietnam, serta sekarang merek mampu mencapai ke bilangan bulat sekitar 7 persen,” kata Airlangga pada acara Bisnis Indonesi Economic Outlook 2025 pada Jakarta, Selasa.
Untuk mengejar target tersebut, Menko Airlangga menjelaskan bahwa konsumsi, investasi, dan juga ekspor akan berubah menjadi pilar utama. eksekutif berusaha mencapai agar sektor konsumsi tetap dijaga pada rentang peningkatan 5-6 persen, pembangunan ekonomi dibidik meningkat 10 persen, dan juga ekspor didorong berkembang 9 persen.
Selain itu, ada beberapa sektor yang dimaksud diproyeksikan berubah jadi motor penggerak pertumbuhan, antara lain manufaktur, teristimewa melalui proses pengolahan lebih lanjut industri, jasa kemudian pariwisata, ekonomi digital, kegiatan ekonomi hijau, semikonduktor, dan juga konstruksi/perumahan.
“Sekarang kita juga menggalakkan sektor manufaktur, kemudian juga beberapa ekspor sumber daya alam proses lanjut maupun kelapa sawit, juga juga dari sektor manufaktur itu sendiri di antaranya sektor otomotif,” ujarnya.
Meskipun demikian, terdapat tantangan utama yang mana ada pada peningkatan produktivitas lalu optimalisasi investasi.
Dengan porsi pembangunan ekonomi terhadap produk-produk domestik bruto (PDB) pada waktu ini sebesar 30,5 persen juga Incremental Capital Output Ratio (ICOR) pada bilangan bulat 6,5, pertumbuhan sektor ekonomi masih berada ke kisaran 5 persen.
“Tetapi kalau produktivitas kita mampu tingkatkan, kita akan terus menggalakkan unsur produktivitas yang digunakan lebih banyak baik. Kemudian juga kalau kita terus melakukan penyelenggaraan infrastruktur yang digunakan terkoneksi antara basis infrastruktur kemudian wilayah produksi, tentu kita sanggup menekan ICOR lebih besar ke bawah,” jelasnya.
Pemerintah juga sedang mengupayakan pembangunan ekonomi berbasis padat karya lalu padat modal (capital deepening), dan juga meningkatkan alokasi dana pada riset, teknologi, dan juga pembaharuan sebagai strategi menekan ICOR.
Dengan langkah-langkah strategis ini, Airlangga optimistis dapat menyebabkan Nusantara menuju perkembangan kegiatan ekonomi yang tersebut lebih lanjut tinggi.
Lebih lanjut, Menko Airlangga memaparkan bahwa pengembangan Kawasan Sektor Bisnis Khusus (KEK) juga menjadi satu dari sekian inisiatif Tanah Air pada mengejar target perkembangan ekonomi 8 persen.
Masifnya aliran penanaman modal yang tersebut masuk juga aktivitas lapangan usaha dari 24 KEK yang tersebut telah ditetapkan pemerintah dapat memacu perkembangan dunia usaha tambahan tinggi.
“Oleh lantaran itu kita di beberapa tahun terakhir sudah ada mengembangkan 24 KEK, investasinya sekitar Rp242,5 triliun dan juga memperkerjakan 151.260 khalayak dengan pelaku bisnis mendekati 400 perusahaan, nah KEK ini berubah jadi kunci,” paparnya.
Adapun kinerja KEK untuk periode triwulan III-2024 sudah mencatatkan realisasi pembangunan ekonomi sebesar Rp68,43 triliun, dengan penyerapan tenaga kerja banyaknya 34.169 orang.
Artikel ini disadur dari Airlangga ungkap skenario RI capai pertumbuhan ekonomi 8 persen