Ibukota Indonesia ini suda lolos middle income trap, Ibukota pendapatan per kapitanya 21 ribu (dolar AS)
Jakarta – Menteri Koordinator Area Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa Ibukota sudah pernah lolos dari middle income trap atau jebakan negara berpendapatan menengah.
"Jakarta ini suda lolos middle income trap, Ibukota Indonesia pendapatan per kapitanya 21 ribu (dolar AS)," kata Airlangga di Tatap Muka – Orasi Ilmiah BJ Habibie Memorial Lecture: Peran Iptek lalu Inovasi menuju Nusantara Emas 2045 di Jakarta, Selasa.
Selain Jakarta, Airlangga menyampaikan bahwa Pusat Kota Pelembang, Wilayah Ogan Komering Ilir ke Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) juga meninggalkan dari jebakan negara berpendapatan menengah (middle income trap) dikarenakan rata-rata pendapatan per kapitanya mencapai 10 ribu dolar AS.
"Kalau kita lihat provinsi lain Palembang, Ogan Ilir (Sumatera Selatan) itu 10 ribu (dolar Negeri Paman Sam per kapitanya)," ujarnya.
Kemudian, Airlangga juga menyampaikan dua provinsi yang tersebut lolos dari middle income trap yakni Kalimantan Timur dan juga Kalimantan Utara. Meski begitu, beliau tidaklah menyebutkan lebih lanjut rinci pendapatan per kapita kedua area itu.
"Kalau kita lihat Kalimantan Timur serta Kalimantan Utara itu juga telah lolos middle income trap," terangnya.
Meski begitu, Airlangga menyebutkan bahwa pada waktu ini rata-rata pendapatan per rakyat Negara Indonesia secara nasional masih di dalam nomor 5 ribu dolar Amerika Serikat per kapita.
Menurutnya, Ibukota Indonesia lalu beberapa wilayah yang digunakan sudah lolos middle income trap bisa berubah jadi contoh bagi provinsi yang tersebut lainnya agar secara nasional Negara Indonesia bisa saja mengundurkan diri dari dari jebakan negara berpendapatan menengah.
"Kalau kita lihat sekarang Indonesi ini pendapatan per kapitanya pada akhir tahun ini sekitar 5.000 dolar AS. Tapi kalau kita lihat bagaimana Nusantara lolos middle income trap, lihat Jakarta," tuturnya.
Menurutnya, Negara Indonesia yang digunakan ketika ini berpenduduk sekitar 270 jt jiwa dengan pendapatan per kapita sekitar 5 ribu dolar AS, pada tahun 2045 diperkirakan akan memiliki 320 jt penduduk dengan pendapatan per kapita antara 26 ribu hingga 30 ribu dolar AS. Apabila berhasil lolos dari middle income trap, Nusantara akan menempati tempat keempat terbesar ke dunia.
"Kalau itu tercapai maka dunia usaha pendapatan (domestik bruto/PDB) kita adalah 9 triliun (dolar AS). Sekarang kita bermetamorfosis menjadi anggota G20 rangkingnya 16, Jerman itu (PDB) 4 triliun (dolar AS), jadi bayangkan kita itu sekitar 9 triliun dolar Negeri Paman Sam ekonomi. Jadi betul betul Indonesia menjadi empat besar, tetapi itu ada seratnya. Syaratnya adalah kita harus punya human resort yang kuat," jelas Airlangga.
Ia menambahkan, beberapa kebijakan strategis pemerintah untuk mengupayakan peningkatan perekonomian yang tersebut kuat, inklusif kemudian ramah lingkungan ke antaranya merevitalisasi mesin ekonomi konvensional yakni peningkatan produktivitas kemudian daya saing, penguatan konstruksi infrastruktur, membentuk ketahanan pangan serta kerja sejenis internasional.
Kedua, mengembangkan mesin sektor ekonomi baru meliputi industrialisasi, hilirisasi, bidang petrokimia, lapangan usaha otomotif, dan juga semi konduktor; ketiga menguatkan perekonomian pancasila seperti pemeliharaan sosial, pembiayaan ultra mikro lewat KUR, acara makan siang bergizi gratis, lalu menciptakan lumbung pangan.
"Pemerintah mempunyai perencanaan di pengembangan middle income trap ke depan. eksekutif menyebabkan beberapa strategi kebijakan," kata Airlangga.
Artikel ini disadur dari Airlangga sebut Jakarta lolos “middle income trap”