DKI Jakarta – Asian Development Bank (ADB) memandang rasio utang Republik Tanah Air (RI) terhadap komoditas domestik bruto (PDB) relatif rendah sehingga yakin bahwa Negara Indonesia mampu membayar pinjaman yang dimaksud diberikan ADB ke Indonesia.
“Rasio utang terhadap hasil domestik brutonya relatif rendah, juga saya tiada punya perasaan khawatir khusus di hal itu,” kata Direktur ADB untuk Negara Indonesia Jiro Tominaga pada konferensi pers di dalam Kantor ADB, Jakarta, Kamis.
Ia menuturkan bukan ada kegelisahan terhadap kemampuan Negara Indonesia pada membayar pinjaman yang digunakan diberikan ADB ke Indonesia.
“Saya kira kami sangat yakin. Saya bukan mengamati adanya perasaan khawatir pada waktu ini tentang kemampuan Tanah Air untuk membayar utangnya, tak belaka bagi kami, tetapi juga bagi yang mana lain,” ujarnya.
Belum lama ini, ADB telah lama menyetujui untuk memberikan pinjaman senilai 500 jt dolar Amerika Serikat atau sekitar Rp7,93 triliun (kurs Rp15.864) untuk Indonesia guna pemasaran inklusi keuangan.
Promosi inklusi keuangan di Nusantara nantinya akan berfokus pada meningkatkan akses layanan keuangan bagi kelompok rentan, teristimewa bisnis mikro, kecil, dan juga menengah (UMKM), perempuan, kaum muda, kemudian penduduk pada tempat perdesaan.
Adapun ADB berazam mencapai Asia dan juga Pasifik yang mana makmur, inklusif, tangguh, serta berkelanjutan, juga terus melanjutkan upayanya memberantas kemiskinan ekstrem. Didirikan pada 1966, ADB dimiliki oleh 69 anggota, di mana 49 di dalam antaranya berada di dalam kawasan Asia serta Pasifik.
Sebelumnya, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan utang Tanah Air relatif terjaga dalam berada dalam ketidakpastian global serta tingginya tensi geopolitik di dunia.
Sri Mulyani menuturkan utang di bervariasi negara di dalam negara maju melonjak dari 70 persen berubah jadi 112 persen dari komoditas domestik bruto (PDB), sementara di negara-negara mengalami perkembangan kenaikan total utang pascapandemi dari 47 persen dari Produk Domestik Bruto awal 2000 sekarang mencapai 71 persen.
Diketahui hingga akhir Juli 2024, rasio utang kembali turun berubah menjadi 38,68 persen yang digunakan berarti masih berjauhan di dalam bawah batas aman yakni 60 persen sebagaimana diatur di Undang-undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.
Sementara itu, Bank Indonesi (BI) pada Hari Jumat (15/11) mengemukakan rasio utang luar negeri (ULN) Indonesi terhadap Sistem Domestik Bruto (PDB) yang dimaksud terjaga sebesar 31,1 persen, dan juga didominasi oleh ULN jangka panjang dengan pangsa mencapai 84,2 persen dari total ULN.
Artikel ini disadur dari ADB sebut rasio utang RI terhadap PDB relatif rendah