Ibukota Indonesia – Asian Development Bank (ADB) menyalurkan pembiayaan senilai 10 jt dolar Negeri Paman Sam untuk PT TBS Energi Utama Tbk (TBS) untuk mengupayakan sistem ekologi kendaraan listrik (electric vehicle/EV) ke Indonesia.
Pembiayaan ini terdiri melawan pinjaman 5 jt dolar Amerika Serikat berasal dari ADB serta pinjaman 5 jt dolar Negeri Paman Sam dari Kemitraan Biaya Iklim Australia (ACFP/Australian Climate Finance Partnership) yang mana dikelola ADB.
“Sebagai pembiayaan sektor swasta pertama ADB pada sektor kendaraan listrik di Indonesia, proyek ini dapat menunjukkan kelayakan komersial motor listrik serta menggerakkan pembangunan ekonomi lebih banyak lanjut guna mengiklankan penggunaannya,” kata Direktur Jenderal ADB bidang Operasi Bagian Swasta Suzanne Gaboury di keterangannya pada Jakarta, Kamis.
Selain ADB kemudian ACFP, Bank DBS Indonesia juga turut menyalurkan pembiayaan senilai 5 jt dolar Negeri Paman Sam terhadap TBS. Modal akan menyokong pembangunan ekonomi TBS pada PT Daya Kreasi Bersama (Electrum) untuk pengadaan motor listrik kemudian pemasangan jaringan stasiun penggantian sel (battery swapping station/BSS). Inisiatif ini diharapkan menurunkan emisi gas rumah kaca tahunan hingga setidaknya 123.000 ton.
Suzanne memandang bahwa Indonesi mengalami urbanisasi pesat lalu meroketnya peningkatan kepemilikan kendaraan pribadi, teristimewa kendaraan beroda dua motor.
Melalui kerja mirip dengan TBS di proyek ini, ia menyatakan bahwa ADB bertujuan meningkatkan keandalan motor listrik serta menambah opsi transportasi berkelanjutan bagi penduduk Indonesia.
Indonesia miliki bursa otomotif terbesar ke Asia Tenggara. Di sisi lain, Indonesi menghadapi tantangan untuk dapat memangkas emisi gas rumah melalui sektor transportasi. Terdapat sekitar 148 jt kendaraan roda dua di Tanah Air pada 2022. Namun dari total tersebut, cuma 26.000 yang tersebut bertenaga listrik.
Co-Chief Executive Officer TBS Pandu Sjahrir mengatakan, kerja serupa yang dijalin pihaknya dengan ADB akan mempercepat upaya perusahaan pada mengubah wajah transportasi ke Indonesia.
TBS, kata dia, mencoba memberikan sarana mobilitas yang mana ramah lingkungan, terjangkau, juga berkelanjutan untuk masyarakat, sekaligus menggalang target nasional untuk memerangi pembaharuan iklim.
“Electrum lebih lanjut dari sekadar bisnis, ini adalah komitmen kami untuk memulai pembangunan masa depan yang lebih banyak bersih dan juga lebih lanjut tangguh bagi Indonesia,” ujar Pandu.
Melalui Electrum, Pandu memaparkan bahwa pihaknya ingin mengatasi beberapa penghambat utama yang dimaksud menghalangi adopsi kendaraan listrik, seperti biaya awal yang dimaksud mahal serta perasaan khawatir mengenai jarak tempuh.
“Dengan menawarkan motor listrik berkualitas tinggi yang dimaksud ditunjang oleh jaringan penggantian penyimpan daya yang dimaksud luas, kami berupaya menyediakan solusi yang dimaksud benar-benar memenuhi permintaan masyarakat,” kata dia.
Sebagai informasi, TBS merupakan perusahaan energi terkemuka di Indonesi dengan portofolio usaha yang beragam, termasuk pengelolaan limbah, energi terbarukan, serta kendaraan listrik.
Perusahaan ini beroperasi di dalam Singapura serta Indonesia. Pada 2021, TBS mendirikan Electrum, yang tersebut berfokus pada manufaktur motor listrik, teknologi baterai, BSS, juga infrastruktur pengisian daya.
Artikel ini disadur dari ADB salurkan pembiayaan 10 juta dolar ke TBS guna dukung ekosistem EV