Berita  

Adaro Andalan: Harga batu bara ke 2025 bergantung hubungan AS- China

Adaro Andalan: Harga batu bara ke 2025 bergantung hubungan AS- China

DKI Jakarta – Direktur Utama PT Adaro Andalan Indonesi Tbk (AADI) Julius Aslan menyampaikan bahwa nilai batu bara di dalam tingkat global pada tahun depan akan bergantung pada hubungan antara Amerika Serikat (AS) juga China.

Sebagaimana diketahui, Amerika Serikat berpeluang besar akan dipimpin oleh presiden terpilih yaitu Donald Trump

“Harapannya, dengan presiden baru Amerika Serikat (AS) itu, hubungan antara Amerika Serikat juga China kekal baik ya. Tapi, kalau kondisinya kurang baik, ya tentunya pasti pangsa China-nya juga terganggu,” ujar Julius pada waktu doorstop di Gedung Bursa Efek Negara Indonesia (BEI) Jakarta, Kamis.

Namun demikian, Julius optimistis nilai batu bara dalam tingkat global masih akan atraktif pada tahun 2025.

Ia menyebutkan optimistis itu berkaca dari market batu bara ke kawasan Asia lalu Asia Tenggara yang mana masih relatif baik, ke antaranya ke China, India, Jepang, Filipina, Malaysia, hingga Thailand.

“Harga batu bara sekarang sebetulnya masih cukup tinggi. Tetapi, ke depannya menurut saya masih atraktif, teristimewa sebab memang sebenarnya bursa ke Asia yang masih cukup baik,” ujar Julius.

Dalam kesempatan ini, Ia memaparkan bahwa kinerja AADI pada tahun depan akan bergantung terhadap biaya batu bara juga keadaan perekonomian ke tingkat global.

“Semua itu tergantung dari perkembangan perekonomian pada Asia. Karena memang sebenarnya bursa kita sekarang itu hampir mayoritas Asia, di antaranya Asia Tenggara,” ujar Julius.

Ia menjelaskan AADI pada tahun depan akan fokus terhadap operational excellence, yaitu fokus terhadap produktivitas dan juga efisiensi.

“Akhirnya, kalau operational performance bagus kan akan memberikan margin laba yang baik,” ujar Julius.

PT Adaro Andalan Tanah Air Tbk (AADI) resmi mencatatkan saham perdana atau Initial Public Offering (IPO) pada BEI, dan juga berhasil meraih dana segar senilai Rp4,32 triliun.

Julius mengungkapkan dana hasil IPO itu sebesar 37,23 persen akan digunakan untuk keperluan pemberian pinjaman oleh perseroan terhadap PT Maritim Barito Perkasa untuk kegiatan pembangunan ekonomi kemudian kegiatan korporasi lainnya yang dimaksud dapat memperkuat peningkatan aktivitas operasional.

Kemudian, sebesar 14,89 persen akan digunakan untuk pembayaran kembali berhadapan dengan sebagian pinjaman untuk PT Adaro Indonesia, serta sisanya akan digunakan untuk pembayaran kembali terhadap PT Alamtri Resources Indonesia Tbk (ADRO) menghadapi sebagian pokok pinjaman.

Artikel ini disadur dari Adaro Andalan: Harga batu bara di 2025 bergantung hubungan AS- China

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *